Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil

Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil - Hallo sahabat Tak Beritai, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil
link : Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil

Baca juga


Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil

Penulis : Hendra
Sabtu 21 Oktober 2017

Probolinggo,KraksaanOnline.com - Akhir-akhir ini bicara kopi seakan tidak ada habisnya, mengiringi bergesernya budaya ngopi yang dulu hanya banyak diminati kaum pria dewasa dan hanya untuk menghilangkan rasa kantuk saja. Namun kini ngopi telah melahirkan filosofi-filosofi baru yang kian menjadi tren untuk kalangan muda dan eksekutif yang sering disebut pecinta kopi.

Kecamatan Krucil Bakal Menjadi Penghasil Kopi Organik Jenis Arabika Cobra



Dan tren ini pun memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan baik itu pada petani, tengkulak dan pabrikan kopi itu sendiri. Belum lagi disusul menjamurnya warung-warung kopi tradisional atau bahkan sekelas Coffee Shop yang kini sangat mudah dijumpai di daerah pinggiran kota lengkap dengan barista muda bersertifikat. Singkat cerita banyak penikmat kopi pemula yang ingin menikmati kopi dengan level lebih tinggi.

Begitu juga dengan penulis, yang awalnya tidak begitu menghiraukan secara khusus ragam jenis dan cita rasa kopi yang ternyata begitu kaya akan jenis dan ciri khas itu. Kesempatan datang bersamaan dengan tugas meliput salah satu areal kebun kopi jenis Arabika Cobra seluas 37,02 Ha di Dusun Pesapen Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo yang dikelola oleh Kelompok Tani Rejeki 17 dan sedang menjadi lokasi pilot project Program Desa Pertanian Organik. Meski masih dalam proses mendapatkan sertifikat organik namun pengelolaannya sudah berbasis organik sejak tahun 2015 tanpa penggunaan obat kimia.

Di dampingi petugas penyuluh lapangan dan pendamping kelompok yang kompeten tentu saja mereka kini telah mampu memproduksi kopi arabika berkualitas tinggi dengan teknik pengolahan tradisional tanpa sentuhan mesin. Dan tentu saja penulis berkesempatan mencicipi seperti apa cita rasa yang ditawarkan kopi varietas langka itu bahkan saat pamit pulang, Alhamdulillah masih diberi satu bungkus kemasan 100 gram produk unggulan mereka.

Bermodal 100 gram kopi Arabika Cobra Krucil ini, keinginan untuk belajar memahami cita rasa kopi berkualitas pun memaksa penulis untuk meninggalkan kopi sachet yang biasa tersedia di rak dapur. Secangkir demi secangkir kopi Arabika Cobra Krucil telah menemani penulis di waktu sarapan pagi dalam mengawali tugas sehari-harinya dan di waktu sore saat menghantar senja pulang ke peraduan.

Di cangkir terakhir kopi arabika Krucilnya ini, penulis merasa ingin membagi pengalaman rasa ini dengan segala keterbatasan dan awamnya tentang pengetahuan kopi. Seperti pada umumnya menikmati secangkir kopi diawali dari menghirup aroma kopi yang diterima langsung oleh indera penciuman. Ketika kita mencium aromanya dan segera akan diterima indera perasa bila kopi telah berada di mulut dan kemudian ditelan.

Dari berbagai sumber juga dijelaskan bahwa aroma kopi merupakan karakter yang terpenting untuk spesifitas kopi. Setiap jenis kopi memiliki atribut yang dapat menstimulasi indera penciuman, tak terkecuali kopi instan. Akan tetapi kopi instan sudah tidak lagi memiliki senyawa volatil yang menyebabkan penurunan dramatis sensasi rasa keseluruhan.

Salah satu jenis kopi lainnya yang pernah penulis rasakan adalah kopi jenis Robusta dari berbagai daerah penghasil kopi lainnya. Hal ini kemudian bisa sebagai pembanding dengan cita rasa yang ditawarkan jenis Arabika Cobra keluaran Kecamatan Krucil ini. Dan tentu saja semua kembali pada selera masing-masing pecinta kopi. Namun bagi penulis sendiri dari dua jenis kopi yang pernah dirasakannya itu, Kopi Arabika Cobra Krucil telah merebut hatinya.

Kopi Arabika Cobra Krucil yang sudah berupa bubuk ini kalau diperhatikan baunya memiliki bau khas seperti campuran dedaunan, kayu dan bau tanah. Namun setelah disajikan di atas cangkir dengan cara tubruk, bau tadi berubah menjadi aroma yang gurih yang kuat namun tidak menyengat, seperti ada campuran aroma wangi misterius yang sebenarnya ingin keluar namun tidak bisa diungkapkan dalam tulisan ini oleh penulis.

Lanjut untuk rasa, dia tidak terlalu asam, karakternya soft hampir mirip karakter pada teh tapi sedikit lebih berat dan warna yang tidak terlalu hitam pekat. Dan jika diperhatikan di permukaan, kopi tubruk ini menyisakan sedikit ampas yang agak kasar, tapi jangan dibuang, rasanya gurih ternyata, mungkin karena kopi ini ditumbuk bukan digiling. Dan jika kita sruput, sejak dia menyentuh ujung lidah sampai pangkal kemudian dibuat kumur sebentar dan biarkan melewati kerongkongan, terasa di mulut sangat lembut dan tidak berat sama sekali.

Terakhir dalam menikmati kopi dikenal juga dengan merasakan aftertaste (rasa yang tertinggal). Ini adalah rasa yang tertinggal di mulut usai meminum kopi, apakah ada cita rasa lengket sedikit menyangkut di tenggorokan. Disini sebenarnya cukup sulit bagi penulis untuk menemukannya. Namun dari berbagai keterangan yang dihimpun, meminum kopi tanpa gula dan diseduh dengan air mineral mendidih dengan temperatur yang tidak terlalu panas yakni 90°c akan mengeluarkan karakter asli kopi itu sendiri.

Berbekal alat vietnam drip dan termometer elektrik yang biasa digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak ketika sakit panas, maka jadilah penulis seperti layaknya barista yang piawai meracik sebuah minuman kopi. Sebenarnya untuk menggunakan Vietnam drip dibutuhkan kopi giling dengan tingkat kekasaran medium, syukurlah kopi tumbuk Arabika Cobra Krucil ini tergolong tidak terlalu halus.

Penulis menggunakan 2 sendok makan kopi (15 gram) dengan menuangkan air panas sebanyak 200 gram ke dalam alat vietnam drip tadi. Dibutuhkan sedikitnya 3 hingga 4 menit untuk menunggu seluruh tetesan air panas tadi melewati bubuk kopi di dalam alat itu. Dan waalaaaahh...... jadilah secangkir kopi Arabika Cobra Krucil dengan metode vietnam drip ala penulis. Karena tetesan awal sampai tetesan akhir memiliki rasa yang berbeda, maka perlu digoyang-goyang dulu supaya merata.

Dan benar ternyata, setelah disruput, dikumur dan sengaja didiamkan sebentar di dalam mulut untuk membiarkan indra perasa berbicara. Pada tegukan pertama penulis mendapati karakter rasa yang lebih mudah dideskripsikan, rasa pahit gurih itu bercampur dengan rasa masam yang sedang, dengan aroma seperti daun muda, setelah tegukan kedua dan ketiga barulah penulis menyadari aftertaste dari kopi Arabika Cobra Krucil ini. Seperti habis makan buah pisang, aroma dan rasa yang tertinggal di lidah sama persis ketika kita habis makan buah pisang.

Begitu luar biasa sensasi rasa yang ditawarkan kopi ini dan kebangetannya lagi kopi siap saji dengan kualitas organik ini hanya dibandrol Rp 20.000 saja untuk per 100 gramnya. Sholehuddin Ketua Poktan R17 mengungkapkan bahwa harga itu akan jauh meningkat berkali-lipat jika nantinya mereka sudah mengangantongi sertifikat organik.

Stok masih terbatas, karena hanya dipetik merah, maka kopi ini hanya dijual di lokasi perkebunan saja yaitu Dusun Pesapen, Desa Watupanjang, Kecamatan Krucil dan hanya menyediakan yang sudah diolah menjadi bubuk dengan kemasan cukup baik.

Sedangkan untuk permintaan seperti green bean dan sebagainya untuk pengolahan yang dibutuhkan oleh Coffee Shop, bisa menghubungi Pak Sholehuddin selaku Ketua Kelompok R17 di Nomer Handphoe 082336198400. (dra)


//


Demikianlah Artikel Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil

Sekianlah artikel Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mencari Sensansi Kopi Arabika Kobra Krucil dengan alamat link https://takberitai.blogspot.com/2017/10/mencari-sensansi-kopi-arabika-kobra.html

Subscribe to receive free email updates: